Solo merupakan surga bagi pecinta batik. Menemukan batik di kota ini bukan menjadi hal yang sulit. Sejauh mata memandang, di setiap sudut kota ini, ada saja toko yang menjual kerajinan berbahan dasar batik. Mulai dari batik dengan harga yang miring hingga batik dengan harga yang bisa buat mata melek dapat ditemukan di kota ini.
Usai mengisi otak di Museum Batik Danar Hadi, kini waktunya untuk berburu batik Solo. Ada beberapa tempat bisa dikunjungi jika ingin membeli batik. Apabila kita yang ingin mencari batik "kelas atas", di sini terdapat label batik yang namanya sudah terkenal di Indonesia, antara lain batik Semar, batik Keris dan batik Danar Hadi. Ketiga label batik yang sudah memiliki banyak
gerai di Indonesia ini merintis usahanya di Kota Solo. Tentunya
harga batik di sini memiliki harga yang lebih tinggi dibanding dengan
toko lainnya. Namun, kualitas batik yang akan kita dapatkan tentunya
tidak usah diragukan lagi, sesuai dengan apa yang kita keluarkan.
Keuntungan lainnya, batik di sini banyak pilihannya dan jika Anda
memiliki badan sexy seperti saya, kita bisa dengan mudah mendapatkan batik dengan ukuran yang lebih besar di sini. Hahahah :'(. Huffft...
Satu tempat lagi yang tidak mungkin dilewatkan jika berbicara batik murah adalah Pasar Klewer. Pasar Klewer berada di pusat Kota Solo, tepatnya di Jl Dr. Radjiman, dekat alun-alun utara. Sayangnya, kebakaran yang melanda pasar akhir tahun lalu, membuat pedagang Pasar Klewer kini direlokasi ke pasar darurat. Pasar darurat ini terletak di alun-alun utara dan Pendopo Pagelaran Kasunanan Surakarta. Di sini merupakan tempat yang tepat untuk menaikkan level ketrampilan kita dalam tawar menawar. Semakin lihai kita menawar, semakin murah barang bisa kita dapatkan. Tentunya kita tidak boleh tergoda dengan harga yang murah, kita juga harus memperhatikan kualitas batik yang akan kita beli. Batik murah belum tentu kualitasnya jelek kok. Sayangkan, kalau kita beli batik jauh-jauh ke Solo, ternyata batik yang didapat produksinya Made in China. :(
Nah, kedua tempat selanjutnya ini sangat saya rekomendasikan untuk berburu batik. Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan, dua kampung sentra penghasil batik yang sudah sangat terkenal di Solo. Berjalan-jalan mengeliling kampung batik sekaligus berbelanja tentunya bukan ide yang buruk. Selain bisa mendapat batik kualitas baik dengan harga yang lebih terjangkau, kita juga mendapat pengalaman baru saat menjelajah kedua kampung batik ini. Batik yang didapatkan juga lebih eksklusif karena beberapa toko memproduksi batiknya sendiri.
Kampung batik pertama berada di wilayah kauman. Kampung Batik Kauman ini terletak di pusat Kota Solo, dekat dengan Kasunanan Surakarta. Dahulunya, kampung ini dihuni oleh keluarga dan abdi dalem keraton. Keberadaannya yang dekat Keraton pun berpengaruh pula pada corak dan motif batik yang dihasilkan. Posisinya yang dekat dengan Pasar Klewer, Masjid Agung dan Keraton Kasunanan Surakarta, membuat kampung batik ini ramai dikunjungi para pecinta batik.
Kita akan disambut gapura sederhana bertuliskan "Kauman, Kampung Wisata Batik" saat memasuki kampung batik ini. Tentunya berjalan kaki adalah pilihan yang tepat, mengingat jalan yang tidak cukup lebar untuk dilalui kendaraan bermotor. Masuk lebih lanjut, kita akan disambut deretan toko penjual batik di kanan dan kiri jalan. Saat menelusuri lorong, kita seolah berada pada tempo dulu karena mayoritas bangunan yang terdapat di Kampung Batik Kauman ini masih bergaya klasik. Kini, kurang lebih ada 67 showroom yang menjual batik. Rata-rata home industry di sini memproduksi batiknya sendiri. Tentunya hal ini akan membuat kita bingung memilih batik mana yang sesuai.
Setelah berkeliling dan masuk ke beberapa showroom, saya kepincut dengan salah satu batik yang dijual di Galeri Batik Gunawan Setiawan. Itu pun setelah cukup lama ngubek-ngubek toko. Hehehe. Akhirnya saya memilih sebuah batik kombinasi cap dan tulis. Batik ini saya beli dengan harga Rp.150.000,00 saja. Kebetulan ukurannya pun ada :'(
Aaaahh.. senangnya... :)
Rata-rata batik di sini mulai ditawarkan dari harga puluhan hingga ratusan ribu. Tidak hanya baju batik, di sini juga menjual barang yang berbahan dasar batik lainnya. Galeri Batik Gunawan Setiawan terlihat lebih besar dibanding galeri batik lainnya di Kauman. Pilihannya pun lebih banyak. Menurut saya, harga yang sesuai dengan kualitas batik yang saya dapatkan. Kebetulan saya lebih menyukai batik tulis, cap atau kombinasi dibanding batik printing. Mengingat proses pembuatannya yang rumit, tentunya ada kebanggaan tersendiri saat memakai batik yang bukan batik printing.
Semakin lama di sini, sepertinya semakin berbahaya ya. Harus tahan godaan, ingat beli secukupnya. Hahaha.
Satu lagi kampung batik yang dapat kita kunjungi berada di daerah Laweyan, sekitar 5 KM ke arah barat dari Pasar Klewer.
Hmm... agak jauh nih! Tapi demi batik yaa hayooo!
Uniknya kampung batik yang satu ini ternyata memiliki sejarah panjang dalam industri batik di Indonesia. Di kawasan Laweyan awal mula berdirinya Sarekat Dagang Islam, asosiasi pedagang pertama yang didirikan H. Samanhudi pada tahun 1912, bersama para saudagar batik pribumi lainnya. Bagi yang belum tahu, Sarekat Dagang Islam ini nantinya berkembang menjadi Sarekat Islam, organisasi yang banyak melahirkan tokoh-tokoh pergerakkan kemerdekaan RI.
Kampung Batik di Laweyan ini terlihat tidak seramai Kauman. Kampung Batik Laweyan memiliki wilayah yang jauh lebih luas dan pengrajinnya pun lebih banyak dibanding Kampung Batik Kauman. Lebih dari 70 pengrajin batik ada di Laweyan ini. Sejarah Laweyan yang panjang membuat tempat ini tidak hanya sebagai sentra batik saja, melainkan tempat tujuan wisata sejarah. Di sini terdapat makam H. Samanhudi, pendiri Sarekat Dagang Islam dan makam Ki Ageng Henis atau Ki Ageng Laweyan, sosok yang berperan dalam berdirinya Kampung Laweyan ini. Tempat lain yang menyita perhatian adalah masjid Laweyan, yang berdiri sejak 1546. Itu hanya beberapa saja, sebenarnya masih ada banyak situs sejarah yang masih belum sempat saya kunjungi di Laweyan karena udah keburu gempor duluan ni kaki. :'(
Menelusuri lorong di Kampung Batik Laweyan ini memberikan kesan tersendiri. Deretan toko batik di sepanjang jalan dengan bangunan rumah yang bergaya arsitektur Indisch (perpaduan Jawa dengan Eropa) menambah keunikan Kampung Laweyan ini. Berdasarkan hasil studi banding, kalau kita ingin belanja batik, mungkin lebih baik untuk mencari di toko yang terletak agak dalam, seperti di Jl. Sidoluhur, karena biasanya harga yang ditawarkan akan lebih miring dibandingkan gerai batik yang ada di pinggir jalan utama.
Keluar... masuk... keluar... masuk... gitu aja terus.
Sampai akhirnya menemukan batik yang sreg di hati di Gerai Putra Laweyan. Gerai batik ini ada di Jl. Sidoluhur. Harga batik di sini tergolong terjangkau. Untuk batik kombinasi cap tulis bisa dihargai Rp. 150.000,00 hingga Rp 200.000,00, sedangkan untuk batik tulisnya ada yang di bawah Rp. 300.000,00. Kan lumayan tu, agak miring.
O iya, di Putra Laweyan ini kita bisa melihat pembuatan batik langsung di bagian belakang gerai. Gratisss. Lumayan mumpung di sini, sekalian aja lihat-lihat.
Gak mau lama-lama ah di sini, nanti makin kalap. Walaupun sempat tergoda masuk beberapa gerai lainnya, untungnya gak ada yang muat. Syukurlah. Hahahaha. *nangis*
Belanja batik langsung di sentranya memang pilihan yang paling tepat. Biar dapat batik dengan kualitas bagus, tapi harganya relatif terjangkau. Tinggal sesuaikan dengan kantong kita. Bolehlah kapan-kapan belanja batik lagi di sini. Tapi sekarang nabung dulu ya, semoga ada rezeki buat beli batik lagi. Hihihi.
House of Danar Hadi, Gerai batik di Jl. Slamet Riyadi |
Bila ingin mencari batik dengan harga miring, tempat yang pertama yang patut kita kunjungi adalah Beteng Trade Center (BTC). Salah satu tempat perbelanjaan di Solo ini terletak di Jl. Mayor Sunaryo, Ps. Kliwon, Solo. Letak BTC sangat strategis, dekat dengan ikon wisata Kota Solo, seperti Keraton Kasunanan, Benteng Vastenburg dan Pasar Klewer. Bangunan tiga lantai ini tidak hanya memiliki toko yang khusus menjual batik saja, tetapi di sini juga kita dapat menemukan toko yang menjual oleh-oleh khas Solo dan aneka tekstil lainnya.
Tempat lainnya yang harus dikunjungi jika ingin mencari batik dengan harga yang terjangkau adalah Pusat Grosir Solo (PGS), letaknya tepat di sebelah BTC. Jadi, hati-hati khilaf ya! Layaknya BTC, di sini juga dapat ditemukan banyak toko yang menjual batik. Selain dapat membeli batik dengan harga miring, keuntungan lainnya jika kita belanja di sini adalah kita bisa mendapatkan potongan tertentu jika membeli dengan jumlah yang banyak, apalagi jika kita lihai dalam tawar menawar.
Pasar darurat di Pendopo Pagelaran Kasunanan Surakarta |
Pedagang Pasar Klewer di alun-alun utara Keraton Kasunanan |
Kampung batik pertama berada di wilayah kauman. Kampung Batik Kauman ini terletak di pusat Kota Solo, dekat dengan Kasunanan Surakarta. Dahulunya, kampung ini dihuni oleh keluarga dan abdi dalem keraton. Keberadaannya yang dekat Keraton pun berpengaruh pula pada corak dan motif batik yang dihasilkan. Posisinya yang dekat dengan Pasar Klewer, Masjid Agung dan Keraton Kasunanan Surakarta, membuat kampung batik ini ramai dikunjungi para pecinta batik.
Kita akan disambut gapura sederhana bertuliskan "Kauman, Kampung Wisata Batik" saat memasuki kampung batik ini. Tentunya berjalan kaki adalah pilihan yang tepat, mengingat jalan yang tidak cukup lebar untuk dilalui kendaraan bermotor. Masuk lebih lanjut, kita akan disambut deretan toko penjual batik di kanan dan kiri jalan. Saat menelusuri lorong, kita seolah berada pada tempo dulu karena mayoritas bangunan yang terdapat di Kampung Batik Kauman ini masih bergaya klasik. Kini, kurang lebih ada 67 showroom yang menjual batik. Rata-rata home industry di sini memproduksi batiknya sendiri. Tentunya hal ini akan membuat kita bingung memilih batik mana yang sesuai.
Salah satu lorong di Kampung Batik Kauman |
Pusing muter-muter, akhirnya menemukan jodoh di sini :') |
Aaaahh.. senangnya... :)
Rata-rata batik di sini mulai ditawarkan dari harga puluhan hingga ratusan ribu. Tidak hanya baju batik, di sini juga menjual barang yang berbahan dasar batik lainnya. Galeri Batik Gunawan Setiawan terlihat lebih besar dibanding galeri batik lainnya di Kauman. Pilihannya pun lebih banyak. Menurut saya, harga yang sesuai dengan kualitas batik yang saya dapatkan. Kebetulan saya lebih menyukai batik tulis, cap atau kombinasi dibanding batik printing. Mengingat proses pembuatannya yang rumit, tentunya ada kebanggaan tersendiri saat memakai batik yang bukan batik printing.
Semakin lama di sini, sepertinya semakin berbahaya ya. Harus tahan godaan, ingat beli secukupnya. Hahaha.
Luas banget, sampai cape muter-muter di sini |
Satu lagi kampung batik yang dapat kita kunjungi berada di daerah Laweyan, sekitar 5 KM ke arah barat dari Pasar Klewer.
Hmm... agak jauh nih! Tapi demi batik yaa hayooo!
Uniknya kampung batik yang satu ini ternyata memiliki sejarah panjang dalam industri batik di Indonesia. Di kawasan Laweyan awal mula berdirinya Sarekat Dagang Islam, asosiasi pedagang pertama yang didirikan H. Samanhudi pada tahun 1912, bersama para saudagar batik pribumi lainnya. Bagi yang belum tahu, Sarekat Dagang Islam ini nantinya berkembang menjadi Sarekat Islam, organisasi yang banyak melahirkan tokoh-tokoh pergerakkan kemerdekaan RI.
Kampung Batik di Laweyan ini terlihat tidak seramai Kauman. Kampung Batik Laweyan memiliki wilayah yang jauh lebih luas dan pengrajinnya pun lebih banyak dibanding Kampung Batik Kauman. Lebih dari 70 pengrajin batik ada di Laweyan ini. Sejarah Laweyan yang panjang membuat tempat ini tidak hanya sebagai sentra batik saja, melainkan tempat tujuan wisata sejarah. Di sini terdapat makam H. Samanhudi, pendiri Sarekat Dagang Islam dan makam Ki Ageng Henis atau Ki Ageng Laweyan, sosok yang berperan dalam berdirinya Kampung Laweyan ini. Tempat lain yang menyita perhatian adalah masjid Laweyan, yang berdiri sejak 1546. Itu hanya beberapa saja, sebenarnya masih ada banyak situs sejarah yang masih belum sempat saya kunjungi di Laweyan karena udah keburu gempor duluan ni kaki. :'(
Salah satu monumen di persimpangan Laweyan |
Menelusuri lorong di Kampung Batik Laweyan ini memberikan kesan tersendiri. Deretan toko batik di sepanjang jalan dengan bangunan rumah yang bergaya arsitektur Indisch (perpaduan Jawa dengan Eropa) menambah keunikan Kampung Laweyan ini. Berdasarkan hasil studi banding, kalau kita ingin belanja batik, mungkin lebih baik untuk mencari di toko yang terletak agak dalam, seperti di Jl. Sidoluhur, karena biasanya harga yang ditawarkan akan lebih miring dibandingkan gerai batik yang ada di pinggir jalan utama.
Keluar... masuk... keluar... masuk... gitu aja terus.
Sampai akhirnya menemukan batik yang sreg di hati di Gerai Putra Laweyan. Gerai batik ini ada di Jl. Sidoluhur. Harga batik di sini tergolong terjangkau. Untuk batik kombinasi cap tulis bisa dihargai Rp. 150.000,00 hingga Rp 200.000,00, sedangkan untuk batik tulisnya ada yang di bawah Rp. 300.000,00. Kan lumayan tu, agak miring.
O iya, di Putra Laweyan ini kita bisa melihat pembuatan batik langsung di bagian belakang gerai. Gratisss. Lumayan mumpung di sini, sekalian aja lihat-lihat.
Akhirnya ku menemukanmu... |
Ternyata boleh melihat proses produksinya langsung di sini. |
Gak mau lama-lama ah di sini, nanti makin kalap. Walaupun sempat tergoda masuk beberapa gerai lainnya, untungnya gak ada yang muat. Syukurlah. Hahahaha. *nangis*
Belanja batik langsung di sentranya memang pilihan yang paling tepat. Biar dapat batik dengan kualitas bagus, tapi harganya relatif terjangkau. Tinggal sesuaikan dengan kantong kita. Bolehlah kapan-kapan belanja batik lagi di sini. Tapi sekarang nabung dulu ya, semoga ada rezeki buat beli batik lagi. Hihihi.
Bonus pic #bukanfatamorgana #bukanilusi #terpampangnyata #abaikansaja
ngomongin berburu batik solo, jadi inget kemarin berburu batik danar hadi di solo :D
ReplyDeletewah mantab Mas Fahmi. Pasti keren batiknya. :))
Deletepernah ke solo, niatnya mau nyari kuliner di pasar klewer tapi nggak jadi gara gara hujan :(
ReplyDeleteTurut berduka Mas Gallant :'(
DeletePadahal ada tengkleng enak lho deket Pasar Klewer. :(
Kapan2 main ke Solo lagi mas.
Wuaaaa aku boleh nggak ya ke sana keluar masuk gerai tapi buat kepo kepo doang. *nahlho
ReplyDeleteAsik bangetttt. Jadi pengen ke Solo.
Silahkan saja mba, tapi risiko ditanggung sendiri mba! Hahaha.
DeleteSolo memang tempat yang menyenangkan mba. :))
kereen Om...pingin banget maen ke solo lagi.. dulu nya hanya berkunjung ke Kampung Batik Giriloyo
ReplyDelete