Pages - Menu

Tuesday, 4 August 2015

Menikmati Pertunjukkan Wayang Orang Sriwedari


Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, saat saya menginjakkan kaki di Taman Sriwedari, Solo. Pertama kali yang saya rasakan saat sampai di sini adalah perasaan takjub melihat gerbang Taman Sriwedari yang terlihat megah nan kokoh. Taman Sriwedari terletak di pusat Kota Solo, yaitu di Jalan Slamet Riyadi no. 275. Letaknya yang sangat strategis membuat Taman Sriwedari sangat mudah dijangkau. Taman Sriwedari ini merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Kota Solo. Dahulunya, Taman Sriwedari dibangun oleh Paku Buwono X untuk dijadikan sebagai tempat rekreasi keluarga kerajaan. Bukan cuma itu, taman ini juga dijadikan tempat istirahat untuk keluarga kerajaan pada saat itu. Namun kini, Taman Sriwedari dapat dinikmati oleh umum dan dikenal sebagai tempat rekreasi keluarga di Kota Solo. Tidak heran jika pada akhir pekan, tempat ini banyak dikunjungi warga kota Solo.
Gerbang Taman Sriwedari

Patung Penari Sriwedari
Penasaran apa saja yang ada di dalam Kompleks Sriwedari, saya pun masuk lebih dalam ke dalam kompleks tersebut. Saya langsung disambut dengan sebuah rumah joglo dengan patung berwarna emas yang menggambarkan sepasang penari yang dibangun tahun 2007. Ternyata patung tersebut dibangun untuk memperingati 100 tahun berdirinya Taman Sriwedari. Wah, sudah tua juga ya. :))
Dekat dengan rumah joglo, terdapat beberapa toko yang menjual souvenir khas Solo dan tepat disebelahnya terdapat kompleks arena permainan, yang dikenal dengan Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari.  Taman Hiburan Rakyat Sriwedari merupakan tempat rekreasi keluarga, yang berisi beraneka macam wahana permainan anak, dan mini water park. Di sini pula sering diadakan pertunjukkan orkes melayu, band hingga dangdut yang diselenggarakan pada malam-malam tertentu.
Kondisi Taman Sriwedari saat itu terlihat sangat sepi dan terkesan kumuh. Hanya terlihat beberapa orang yang sedang tertidur di joglo dalam kawasan Sriwedari. Kesan "hiburan" tidak saya temukan saat itu. Mungkin waktu berkunjung yang kurang pas mengingat tempat ini baru ramai di malam hari.

Masuk lebih dalam kawasan Sriwedari, saya tertarik pada sebuah gedung yang terlihat seperti gedung pertemuan. Ternyata setelah tanya sana-sini, ternyata gedung itu merupakan gedung yang biasanya dijadikan tempat pertunjukan wayang orang dan dikenal dengan Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari. Awalnya, saya sempat mengira kalau gedung tersebut sudah tidak digunakan lagi karena saat itu memang keadaan sekitar GWO Sriwedari sangatlah sepi, pintu gedung tertutup dan tidak ada aktifitas kesenian yang terlihat di sekitar gedung. Karena kepo lanjut saya lalu tanya-tanya ke pedagang angkringan yang ada di seberang gedung. Ternyata informasi yang saya dapatkan ternyata gedung ini masih berfungsi hingga sekarang. Pertunjukan warang orang masih rutin dipentaskan di sini setiap Senin hingga Sabtu. Saya disarankan untuk kembali ke sini pada malam hari karena  memang pertunjukan wayang orang baru diadakan jam delapan malam. Beruntung waktu saya berkunjung saat itu adalah hari Rabu, tentunya saya tidak akan melewati kesempatan ini. Kapan lagi menikmati pertunjukkan wayang orang secara langsung.
Wayang orang Sriwedari ini merupakan seni pertunjukan tradisional Jawa hasil peran kreatif dari Mangkunegara I yang memadukan unsur tarian, vokal dan karakter dengan lakon cerita yang berasal dari epos-epos Mahabarata dan Ramayana.

THR Sriwedari
Karena penasaran dengan pertunjukan wayang orang, saya pun kembali ke Taman Sriwedari malam harinya. Saya cukup terkejut ternyata penampilan Taman Sriwedari di malam hari sangat berbeda. Saat itu, Taman Sriwedari sangat ramai penunjung. Pedagang souvernir, mainan hingga penjual makanan berjejer di dalam kompleks. Tentunya tidak ketinggalan tentunya, pasar "dadakan" batu akik, yang ternyata juga nge-hits di Solo.


GWO Sriwedari
Sambil menunggu pukul delapan malam, saya memilih untuk menikmati segelas teh anget dan menikmati nasi kucing di angkringan dekat GWO Sriwedari. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, harusnya waktu pertunjukkan wayang orang sudah dimulai. Namun kondisi saat itu, pintu masuk masih tertutup. Begitu pula dengan loket tiket, tidak ada aktifitas penjualan tiket di sana. Hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu di bagian depan gedung.  Sempat saya kira tidak ada pertunjukan malam itu.
Syukurlah tidak beberapa lama, loket tiket mulai dibuka. Beberapa orang yang tadi menunggu mulai mengantri di loket tersebut. Saya cukup kaget saat mengetahui harga tiket masuk pertunjukkan, yang ternyata hanya Rp 3.000,00. Harga tersebut berlaku untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Murah sekali ya!


Tiket sudah di tangan, saya pun langsung masuk ke dalam gedung. Bagian dalam gedung ternyata luas sekali. Terlihat panggung pertunjukan yang besar, lukisan-lukisan indah menghiasi dinding gedung, dan kursi-kursi penonton yang disusun rapi. Tidak ketinggalan seperangkat lengkap Gamelan Jawa yang ada di bagian depan panggung. Kapasitas gedung bisa mencapai 250 hingga 300 penonton, tetapi saat itu baru terisi sekitar 40 orang. Terlihat beberapa wisatawan mancanegara yang ternyata antusias menyaksikan pertunjukan saat itu. Rata-rata penonton yang hadir ternyata orang tua, hanya terlihat beberapa anak muda yang ikut menonton pertunjukan malam itu.

Suasana dalam GWO Sriwedari
Lukisan dalam GWO Sriwedari
Suasana panggung GWO Sriwedari
Sekitar pukul 20.20 WIB, terlihat beberapa orang berpakaian lengkap khas jawa mulai masuk ke dalam arena pertunjukan. Alunan gamelan pun mulai terdengar, tanda pertunjukan akan segera dimulai.

Pemain gamelan mulai menyiapkan diri
Tidak beberapa lama, narasi pertunjukan mulai dibacakan. Tirai panggung pun segera terbuka. Pertunjukan wayang orang diawali dengan munculnya para wayang yang menari mengikuti alunan gamelan. Pada hari ini, cerita yang dimainkan berjudul "Tresna Suci". Ternyata cerita yang dipentaskan oleh para wayang setiap harinya berbeda-beda lho. Luar biasa sekali mereka ini. *tepuktangan*

Sepanjang pertunjukan, para wayang pun menari dengan baik dan indah. Mereka pun memainkan lakonnya dengan apik. Seluruh pertunjukan wayang orang ini dibawakan dengan bahasa Jawa, mulai dari dialog, narasi hingga lagu yang dinyanyikan. Latar belakang panggung pun berganti sesuai adegan dan cerita yang dilakonkan.


Alunan musik gamelan mengalun seirama sesuai adegan yang sedang ditampilkan. Walaupun roaming bahasa, tidak mengurangi semangat saya untuk menonton dan menikmati pertunjukan malam itu. Saya sangat excited mengikuti jalannya adegan demi adegan yang dipentaskan, hingga tidak terasa ternyata kurang lebih 2 jam pertunjukan telah berlangsung.

Beberapa scene dalam lakon "Tresna Suci".
Saya juga sempat mengabadikan salah satu scene fighting yang dibawakan saat pertunjukan kemarin.


Pengalaman menonton wayang orang Sriwedari merupakan pengalaman yang sangat menarik dan unik bagi saya yang sebelumnya belum pernah menyaksikan pertunjukan seperti ini secara langsung. Pertunjukan wayang orang Sriwedari dapat menjadi alternatif wisata yang wajib untuk disaksikan jika berkunjung ke Solo.


Informasi:
Gedung Wayang Orang Sriwedari, Kompleks Sriwedari 
Jl. Slamet Riyadi No. 275, Solo
Pertunjukan setiap Hari Senin hingga Sabtu
Mulai pukul 20.00 WIB
Harga tiket masuk Rp 3.000,00 (Juli 2015)
 













8 comments:

  1. pengen banget loh liat pertunjukan wayang orang ini, tapi belum kesampaian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh kapan-kapan dicoba mba Nur. Warang orang pentas di sini setiap Senin sampai Sabtu, jadi banyak kesempatan kalau mau lihat. :))

      Delete
  2. Penasaran... Tapi malam ya mereka tampil... Btw kalau nonton sampe malam/selesai... Tranpotasinya masih banyak kan ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas, sekitar jam 8 malam mulainya. Kemarin waktu nonton sekitar jam 11 malam selesainya.
      Gak banyak tapi masih ada kok mas transportasinya, terutama becak. Kalau taksi bisa jalan ke hotel terdekat, biasanya ada taksi mangkal. :)

      Delete
  3. belum pernah nontn wayang, tapi nanti mungkin bakalan nyoba

    ReplyDelete
  4. wah aku dulu pernah menjadi bagian dari wayang orang jadi rindu untuk bisa tampil lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah keren bgt mba Tira. Saya yang hanya nonton mereka aja takjub ngeliatnya. Pasti latihannya sulit. Dulu pernah pentas di Sriwedari kah mba?

      Delete