Pages - Menu

Saturday 12 December 2015

Roemah Martha Tilaar, Bukti Cinta Sang Maestro Kecantikan



Sebuah bangunan tua yang tampak terawat dengan baik menarik perhatian saya ketika melewati jalanan Kota Gombong. Roemah Martha Tilaar begitu warga sekitar menyebut bangunan yang berarsitektur khas Kolonial tersebut. Rumah tua nan anggun ini menyimpan beribu kisah dan kenangan dari seorang Martha Handana atau Tjhie Pwee Giok atau kini lebih dikenal dengan Martha Tilaar. Beliau merupakan seorang maestro kecantikan yang sudah malang melintang di industri kecantikan dan pengobatan tradisional Indonesia. Beliau lahir di sebuah kota kecil di bagian selatan Jawa Tengah, yakni Gombong, Kabupaten Kebumen. Beliau menghabiskan masa kecilnya di sini selama kurang lebih sepuluh tahun, sebelum akhirnya beliau dibawa untuk hijrah ke Jakarta. Banyak kenangan manis dan pelajaran yang diperoleh dari seorang Martha Tilaar di sini. Semua hal tersebut menempa beliau sehingga menjadi sosok wirausahawan yang sukses seperti sekarang. Meskipun terhitung cukup singkat, tidak lantas membuat seorang Martha Tilaar melupakan kota tempat di mana dia berasal. Desember 2014, Beliau kembali ke Gombong dan meresmikan Roemah Martha Tilaar, sebagai kontribusi beliau bagi kota kelahirannya.

Roemah Martha Tilaar yang bergaya arsitektur Indische Empire
Roemah Martha Tilaar, tempat di mana Martha Tilaar kecil tinggal, kini disulap menjadi sebuah museum mungil nan apik. Tidak hanya menyajikan arsitektur yang anggun dan menawan, Roemah Martha Tilaar juga mampu membawa kita untuk menggali dan menelusuri kisah sang empunya rumah.

Berdiri sejak 1920
Begitu memasuki kawasan Roemah Martha Tilaar, kata megah merupakan kata yang pertama kali terlintas di pikiran saya. Sebuah bangunan utama dengan dua buah paviliun di bagian kanan dan kiri bangunan utama tampak begitu kokoh dan indah. Mata saya kemudian tertuju pada tulisan timbul “1920” yang terdapat pada bagian atas bangunan utama, seakan memberitahu tahu kapan berdirinya bangunan megah ini.

Saya pun segera menuju paviliun yang terletak di sebelah kiri bangunan utama, tempat penjualan tiket masuk berada. Di sana saya berkenalan dengan Bapak Sigit, pengelola Roemah Martha Tilaar. Dari obrolan singkat saya dengan beliau, saya pun mengetahui bahwa Roemah Martha Tilaar ini dikelola oleh Yayasan Warisan Budaya Gombong dan dikepalai langsung oleh Wulan Tilaar, yang juga merupakan anak kandung dari Martha Tilaar.

Walaupun hanya sebuah bangunan rumah, pengelolaan wisata di sini ternyata begitu profesional dan tidak kalah dengan museum-museum besar lain yang pernah saya kunjungi, sebagai contoh Museum Batik Danar Hadi di Solo. Harga tiket masuk yang dipatok pun ramah di kantong, hanya Rp. 15.000,00/orang untuk wisatawan lokal dan Rp 25.000,00/orang untuk wisatawan mancanegara. Untuk pelajar dan mahasiswa, cukup membayar Rp 5.000,00/orang untuk memasuki Roemah Martha Tillaar.

Roemah Martha Tilaar berlokasi di Jalan Sempor Lama nomor 28, Gombong, Kabupaten Kebumen. Bangunan ini berada di kawasan Pecinan kota Gombong. Bangunan tua ini dibangun sejak tahun 1920 oleh keluarga Liem Siauw Lan. Keluarga Liem Siauw Lan ini pada masanya terkenal sebagai keluarga Tionghoa yang sangat kaya di Gombong. Liem Siauw Lan dikenal sebagai pengusaha ulung di daerah tersebut. Beliau dikenal sebagai pemasok susu dan daging untuk tangsi Belanda van der Wijk di Gombong. Liem Siauw Lan ini mempunyai tiga orang anak, yakni Liem Tiong Ing, Liem Bok Lan dan Liem Trima Nio. Martha Tilaar sendiri merupakan cucu dari Liem Siauw Lan dari keturunan Liem Bok Lan dengan Yakob Handana.

Roemah Martha Tilaar tempo doeloe. Sumber
Secara garis besar, Roemah Martha Tilaar terdiri dari sebuah bangunan utama dengan dua buah paviliun di bagian kanan dan kirinya. Kedua paviliun itu kini diberi nama Paviliun Bambang Handana dan Paviliun Wulan Tilaar. Pada bagian depan dan belakang rumah, terdapat halaman dengan beberapa pohon tua dan taman kecil yang ditata apik. Uniknya, tumbuhan yang ditanam di sini sebagian besar merupakan tanaman obat asli Indonesia. Supaya pengunjung tidak bingung, pengelola menambahkan keterangan pada setiap tumbuhan yang ada di sini beserta khasiatnya.


Beberapa tanaman obat yang ada di Roemah Martha Tilaar
Sementara itu, bangunan utama terdiri dari bagian teras, ruang tamu, altar sembahyang, tiga buah ruang tidur dan satu buah ruang kerja. Bangunan ini bergaya arsitektur Indische Empire, gaya arsitektur Hindia Belanda yang sangat popular pada abad 19. Fisik bangunan ini sangat kental dengan gaya arsitektur khas Kolonial yang berpadu dengan nuasana Tiongkok dan Jawa tentunya. 
Kaca Patri khas arsitektur Kolonial
Peta Gombong tahun 1906
Kaca patri dengan beragam corak khas gaya arsitektur Kolonial menghiasi bagian atas bangunan. Beberapa ornamen dan detail lukisan khas Tiongkok dapat ditemukan dengan mudah di sini. Tegel lantai pada bagian teras pun dibawa langsung dari Tiongkok dan masih dipertahankan hingga kini. Nuasana Jawa tercermin pada beberapa ukiran dan perabotan yang terdapat di dalam rumah. Di dinding teras, terpasang foto-foto lama rumah, peta lama Kota Gombong, dan beberapa artikel tentang makanan dan daerah tujuan wisata di Gombong. Bangunan ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Namun, renovasi yang dilakukan tetap mempertahankan bentuk asli dari bangunan ini.

Saat memasuki bagian ruang tamu Roemah Martha Tilaar, suasana khas Tionghoa sangat kental dirasakan. Sebuah altar sembahyang terdapat pada salah satu sisi ruang. Aneka guci dan ornamen khas Tiongkok menghiasi beberapa sudut ruang. Pada sisi lain, terdapat meja dan kursi untuk menyambut tamu dan beberapa bingkai foto keluarga Liem Siauw Lan, termasuk foto Martha Tilaar saat kecil.





Altar sembahyang yang masih dipertahankan keasliannya
Ruang tamu dengan beberapa foto keluarga Liem Siauw Lan


Bagian depan ruang tamu menuju lorong utama
Beranjak lebih dalam, terdapat sebuah lorong di mana terdapat silsilah keluarga Liem Siauw Lan yang dipajang pada salah satu dindingnya. Bangunan utama ternyata hanya diperuntukkan anak lelaki tertua dari keturunan Liew Siauw Lan. Sebuah ruang tidur utama terdapat pada sisi kiri lorong utama. Ruang ini mempunyai sebuah pintu khusus yang terhubung dengan sebuah ruang kerja. Di sinilah ruang tidur Liem Tiong Ing, anak lelaki tertua dari keturunan Liem Siauw Lan yang juga merupakan paman dari Martha Tilaar. 

Suasana dalam kamar utama Liem Tiong Ing
Ruang tidur Liem Tiong Ing yang terhubung langsung dengan ruang kerja
Keempat anak Liem Tiong Ing masing-masing menempati dua ruang tidur yang terdapat di sisi kanan lorong utama. Perabotan mulai dari tempat tidur hingga lemari masih terjaga keasliannya. Salah satu hal yang menarik perhatian saya, terdapat sebuah tempat buang air besar zaman dulu yang masih terbuat dari kayu pada salah satu ruang tidur di bangunan utama.
Bagian dalam ruang tidur di bangunan utama Roemah Martha Tilaar
Tempat buang air besar yang terbuat dari kayu
Pada halaman belakang bangunan utama terdapat taman kecil dengan sebuah pohon donasi. Pohon donasi ini diperuntukkan bagi para donatur yang ingin turut andil pada kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan Roemah Martha Tilaar.
Halaman belakang Roemah Martha Tilaar dengan pohon donasinya
Bagian belakang Roemah Martha Tilaar
Terdapat dua paviliun yang mengapit bangunan utama, paviliun pertama terletak di sebelah utara bangunan utama, kini diisebut Paviliun Wulan Tilaar, digunakan sebagai ruang pamer produk Martha Tilaar, galeri UMKM produksi masyarakat Gombong mulai dari kerajinan hingga makanan khas setempat dan ruangan pertemuan yang sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan Roemah Martha Tilaar.
Paviliun Wulan Tilaar tampak depan

Saya pun beranjak ke Paviliun Bambang Handana yang berada di sebelah selatan bangunan utama. Di paviliun ini terdapat 4 buah ruang, terdiri dari 3 buah ruang tidur dan sebuah ruang yang kini dijadikan loket penjualan tiket sekaligus pusat informasi Roemah Martha Tilaar.
Paviliun Bambang Handana tampak depan
Ruang pertama yang saya kunjungi adalah ruang tidur Liem Siauw Lan dan istri keduanya, Bhe Siang Nio. Bhe Siang Nio atau Pranoto Liem dikenal juga sebagai guru jamu bagi Martha Tilaar. Beliau memperkenalkan dan mengajari Martha Tilaar tentang jamu dan tanaman obat tradisional. Beliau mewariskan semua ilmu yang ia punya kepada cucu kesayanganya, Martha Tilaar.

Bagian dalam ruang tidur Liem Siauw Lan dan Pranoto Liem
Peralatan milik Mak Oco
Sosok inilah juga membantu Martha Tilaar untuk dapat mempunyai keturunan. Pada awalnya, Martha Tilaar memang mempunyai masalah dalam memperoleh keturunan. Beliau sudah 11 tahun menikah dan divonis sulit untuk mempunyai keturunan oleh ahli kandungan. Berbagai cara telah ditempuh beliau untuk memperoleh keturunan, mulai dari medis hingga “memancing anak” dengan mengangkat dua orang sebagai anak. Namun, cara tersebut belum berhasil. Mak Oco, begitu panggilannya, memberikan ramuan-ramuan tradisionalnya kepada Martha Tilaar, hingga pada akhirnya beliau dapat hamil. Martha Tilaar melahirkan Wulan Tilaar, putri kandung pertamanya saat berusia 42 tahun. Ramuan inilah yang dikenal sebagai Kaplet Wulandari dan sudah diproduksi massal untuk membantu perempuan yang memiliki masalah dalam memperoleh keturunan. Mak Oco meninggal pada 13 April 1995 disaat usianya mencapai 106 tahun. Sosok inilah yang berperan besar dalam membangun kepribadian Martha Tilaar sedari kecil. 




Mak Oco dikenal sebagai ahli meracik jamu
Di paviliun inilah juga. Martha Tilaar bersama orang tuanya, Yakob Handana dan Liem Bok Lan, serta kedua saudaranya, Ratna Handana dan Bambang Handana tinggal. Kedua ruang tempat mereka beristirahat terletak bersebelahan. Di sinilah Martha Tilaar tumbuh dan menghabiskan masa kecilnya selama kurang lebih sepuluh tahun. 
Di sini tempat Martha Tilaar kecil dan dua saudaranya tidur
Martha Tilaar kecil dikenal sebagai seorang anak yang kreatif dan tidak canggung untuk berjualan, meskipun statusnya saat itu tergolong dari keluarga kaya. Martha Tilaar kecil sering menjual aksesoris yang dibuatnya sendiri dan menjual buah mangga yang dipetiknya sendiri dari pohon yang ada di depan rumah. Martha Tilaar juga merupakan seorang pekerja keras. Dahulu, saat mengikuti suaminya, Alex Tilaar, menimba ilmu di Negeri Paman Sam, beliau bekerja sampingan sebagai baby sitter dan Avon Girl. Dari penghasilan yang beliau dapat, beliau gunakan untuk menimba ilmu di Beauty Academy Bloomington. Dengan semua usaha yang telah beliau lakukan, tidak heran jika kini Martha Tilaar dikenal sebagai wirausahawan yang sangat sukses dibidangnya.

Roemah Martha Tilaar merupakan bukti kecintaan dan sumbangsih Martha Tilaar kepada Indonesia. Tidak hanya dikenal sebagai sekedar peninggalan heritage saja, Roemah Martha Tilaar melalui Yayasan Warisan Budaya Gombong juga berperan aktif membantu kegiatan kemasyarakatan di wilayah Gombong dan sekitarnya, terutama yang berhubungan dengan kegiatan UMKM, budaya, pemberdayaan perempuan dan pelestarian lingkungan. Dalam menjalankan program-programnya, Roemah Martha Tilaar berpegangan pada 4 Pilar Martha Tilaar Group, yaitu Beauty Education, Beauty Green, Beauty Culture dan Empowering Women.


"Keberhasilan akan lebih bermakna apabila dapat berbagi & menjadi inspirasi bagi orang lain."
DR. (HC) Martha Tilaar

Menjelajahi Roemah Martha Tilaar membawa saya seakan kembali ke suasana tempo dahulu. Bangunan indah yang sarat akan kenangan dari seorang Maestro Kecantikan Indonesia. Menjelajahi Roemah Martha Tilaar pula, menambah pengetahuan saya tentang perjalanan hidup seorang Martha Tilaar dan sepak terjangnya kini.  



Roemah Martha Tilaar
Jalan Sempor Lama No. 28, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen 54412
Telp: (0287) 473313
HTM Wisatawan Lokal (Rp 15.000,00)
        Wisatawan Mancanegara (Rp 25.000,00)
        Pelajar & Mahasiswa (Rp  5.000,00)
Buka: Selasa s.d. Minggu (Senin tutup) 09.00-16.00 WIB
Kontak : info@roemahmarthatilaar.org
Twitter: @roemahMT

4 comments:

  1. woo bisa mampir nih klo pas mudiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah orang mana nih mas Tio? Silahkan mampir mas karena tempatnya buka tiap hari kecuali hari Senin.

      Delete
  2. jadi pengen ke sana juga nih
    arsitektur rumahnya keliatan bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang bagus dan ada beberapa detail rumah yang unik. Suasananya pun terasa homey sekali.
      Bolehlah kapan2 mampir ke sana jika ada waktu, Mba Nur.

      Delete