Lubang Sewu, begitu warga sekitar menyebut jajaran tebing bebatuan kapur yang ada di tepi Waduk Wadaslintang. Lubang Sewu terletak di Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Mungkin banyak yang sudah mengetahui tentang waduk yang satu ini, namun belum banyak yang mengetahui
spot unik yang ada di salah satu sisi Waduk Wadaslintang ini.
|
Tebing kapur di tepi Waduk Wadaslintang |
Lubang Sewu merupakan salah satu tempat wisata yang kini sedang populer di Wonosobo. Lubang Sewu merupakan jajaran batuan kapur yang membentuk tebing-tebing tinggi, yang masing-masing memiliki pola unik berupa garis dan lubang. Tidak heran, warga sekitar sering menyebutnya sebagai miniatur Grand Canyon yang ada di Colorado, Amerika Serikat. Mungkin karena bentuknya yang hampir mirip. Sebetulnya pola unik berupa garis dan lubang yang ada di bebatuan tersebut merupakan sebuah karya alam yang terbentuk akibat kikisan air waduk dalam jangka waktu yang lama.
|
Struktur batu dengan pola yang unik |
Lubang Sewu dapat dijumpai terutama saat musim kemarau, di mana debit air waduk mulai menyurut. Terlebih musim kemarau tahun ini yang lebih ekstrim dibanding tahun-tahun sebelumnya. Semakin banyak debit air yang surut, semakin jelas pula tebing batuan yang terlihat. Saat musim hujan, kita masih dapat melihat fenomena ini, tetapi bergantung dengan ketinggian debit air waduk saat itu.
Deretan tebing batuan yang kokoh ditambah dengan desiran air yang menyapu tepian waduk membawa kita serasa berada di pantai berbatu yang indah. Sayangnya, karena ulah tangan-tangan jahil, banyak sekali coretan yang ditemukan di bebatuan tersebut.
Jika ingin melihat sisi lain dari Lubang Sewu, ada baiknya kita menaiki perahu yang banyak tersedia di sisi waduk. Perahu milik nelayan ini dapat disewa dengan biaya Rp. 10.000,00/orang. Dengan biaya yang cukup terjangkau ini, kita akan dibawa mengelilingi waduk. Kita dapat menikmati keindahan Waduk Wadaslintang serta Lubang Sewu dari atas perahu. Tidak lupa pula pemandangan bukit hijau nan indah yang terbentang di sekeliling waduk.
|
Naik perahu mengelilingi Waduk Wadaslintang dapat menjadi salah satu pilihan |
|
Gerbang masuk Lubang Sewu |
Desa Erorejo adalah salah satu desa wisata yang ada di Kecamatan Wadaslintang. Kecamatan Wadaslintang sendiri terletak di bagian selatan dari Kabupaten Wonosobo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen. Desa Erorejo dapat dengan mudah dicapai karena desa ini berada di pinggir Jalan Raya Wadaslintang, jalan provinsi yang menghubungkan Wonosobo dengan Kebumen. Untuk mencapai desa ini, kita membutuhkan 1,5 jam perjalanan dari Kota Wonosobo, sedangkan bila ditempuh dari Kota Kebumen akan memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Namun, perhatian ekstra sangat diperlukan mengingat untuk mencapai desa ini kita harus terlebih dahulu melalui jalanan yang berkelok-kelok.
Lubang Sewu ini dapat dengan mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi. Mobil dan motor dapat masuk ke area parkir yang telah disediakan di sekitar Lubang Sewu. Sebuah gerbang di pinggir Jalan Raya Wadaslintang yang bertuliskan "Selamat Datang, Wisata Lubang Sewu" menjadi penanda kita sudah sampai tempat yang dituju. Area parkir terletak sekitar 200 meter dari gerbang masuk Lubang Sewu.
Untuk masuk ke Lubang Sewu, kita akan dipungut biaya masuk sebesar Rp.2.000,00/orang. Biaya tambahan untuk parkir mobil di sini sebesar Rp. 5.000,00 dan Rp. 2.000,00 untuk motor. Kita hanya perlu berjalan sejauh 50 meter dari area parkir dan menyusuri ladang milik warga untuk mencapai Lubang Sewu.
Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, tempat ini juga dapat dicapai dengan menggunakan bis umum jurusan Wonosobo-Prembun ataupun sebaliknya. Bila menggunakan bis ini, kita dapat meminta untuk diturunkan di gerbang masuk Lubang Sewu. Untuk mencapai Lubang Sewu kita hanya perlu berjalan sekitar 200 meter menyusuri jalanan desa. Gak terlalu jauh kok :). Sayangnya bis jurusan Wonosobo-Prembun ini akan semakin sulit ditemukan bila menjelang sore hari.
Fasilitas yang ada di sini cukup lengkap. Musholla, toilet maupun tempat untuk sekedar beristirahat telah tersedia di sini. Jangan takut untuk kelaparan, karena di sini pedagang
makanan dan minuman dapat dengan mudah ditemukan.
Jika berkunjung pada siang hari di musim kemarau, kita harus menyiapkan jaket ataupun payung. Jangan lupa untuk memakai
sun block untuk menghindari teriknya sinar matahari. Lebih bagus jika kita mengunjungi Lubang Sewu pada sore hari menjelang matahari terbenam. Selain karena cuaca yang lebih bersahabat, pemandangan yang didapat pun akan lebih wah lagi. Hindari berkunjung pada hari sabtu dan minggu karena biasanya penunjung akan membludak.
|
Debit air waduk yang sedang surut |
Lubang Sewu merupakan sebuah karya alam yang tentunya sayang jika dilewatkan. Lubang Sewu dengan segala keunikannya dapat dijadikan alternatif wisata baru jika ingin merasakan sisi lain dari Wonosobo.
*Update*
|
Pemandangan hijau sejauh mata memandang |
Belum lama ini, saya berkesempatan untuk kembali mengunjungi Lubang Sewu. Sudah kurang lebih 3 minggu, daerah Wadaslintang dan sekitarnya diguyur hujan hampir setiap harinya. Walaupun debit air waduk mulai meningkat, namun kita masih dapat melihat fenomena ini. Bedanya, kini, daerah sekitar Lubang Sewu telah banyak ditumbuhi tanaman-tanaman hijau yang menyegarkan mata. Ladang milik warga yang ada di sekitar waduk pun terlihat mulai menghijau.
|
Ladang milik warga yang juga ikut menghijau |
|
Air yang menuju waduk mulai terlihat deras |
|
Rumput hijau tumbuh di sela-sela batuan |
Sayang, kondisi tanah lebih basah, sehingga kita harus ekstra waspada supaya tidak tergelincir. Pengunjung saat musim hujan juga tidak terlalu banyak. Begitu pula dengan penjual makanan, hanya beberapa orang saja yang masih berjualan di sana. Walaupun demikian, Lubang Sewu tetap memperlihatkan pesonanya.
Kebetulan minggu besok saya mau ke tempat ini. Kami dr jkt. Start dr st.Purwokerto sampai ke pintu masuk lubang sewu kira kira brp jam perjalanan ya? ud gituan kita bakal sampe tempat ini di pagi hari, krn dr st purwokerto kita jln jam 4. Pemandangan pagi hari di tempat ini bagus nggak ya?
ReplyDeleteSekitar 3 jam perjalanan mba, di luar menunggu bis. Bis Purwokerto-Wonosobo sekitar 2 jam-an turun di Terminal Sawangan, lanjut bis Wonosobo-Prembun sekitar 1 jam-an perjalanan.
DeletePagi hari tidak masalah mba. Cuma memang dari minggu lalu daerah Wadaslintang sekitarnya mulai masuk musim penghujan mba. Kalau debit air mulai tinggi, tidak bisa terlihat semua batuannya. Saya belum sempat ke sana lagi setelah musim hujan datang. :(
Di coba saja mba Tutur.